Friday, September 4, 2020

4 System Air Untuk Kolam Lele




          Budidaya ikan lele merupakan salah satu budidaya di bidang perikanan yang terus berkembang. Ini dikarenakan teknologi budidaya lele yang realtif mudah di kuasai masyarakat . ada beberapa sistem yang terus berkembang untuk budidaya ikan lele

1. RWS ( RED WATER SYSTEM )


               Dari sekian banyak metode pembudidayaan ikan lele, Red Water System ( RWS ) menjadi salah satu yang banyak diminati oleh para pembudidaya ikan khususnya ikan lele. Karena selain mudah, ikan lele yang di budidaya bisa lebih sehat dan berkualitas saat panen tiba. Pada budidaya ikan lele dengan menggunakan RWS, bakteri Lactobacillus dan Saccharomyces menjadi pemeran utama dalam proses pembesaran benih ikan lele tanpa perlu untuk menguras / mengganti air dalam kolam hingga panen.
          Proses pertumbuhan bakteri Lactobacillus dan Saccharomyces tersebut tidak hanya dari pemberian bahan-bahan eksternal pemicu tumbuhnya bakteri tersebut, tetapi juga memanfaatkan endapan sisa pangan dan kotoran ikan lele. Endapan sisa pangan dan kotoran yang biasanya menjadi momok bagi pembudidaya karena menjadi sumber penyakit pada ikan lele, pada motode RWS akan dimanfaatkan sebagai pakan utama untuk kedua bakteri tersebut, sehingga endapan tersebut akan terurai dan menjadi zat yang tidak berbahaya untuk ikan lele.  
         Metode RWS ini sangat banyak diminati karena proses perawatan yang minim dan tidak perlu menggunakan banyak air sehingga sangat cocok untuk orang yang berbudidaya ikan lele sebagai pekerjaan sampingan. Selain itu, penggunaan metode RWS dapat menjaga kualitas air tetap baik karena tidak adanya campuran dari endapan sisa pangan atau kotoran ikan. Selain itu, metode RWS juga dapat meningkatkan kuantitas ikan lele dengan tebar benih padat hingga 300 ekor/m3 tanpa Aerator dan 500 ekor/m3 dengan Aerator.
 Untuk membuat kolam dengan metode RWS, diperlukan bahan-bahan yang menjadi pemicu tumbuhnya bakteri Lactobacillus dan Saccharomyces , yaitu :
  • 18 liter air bersih.
  • 4 botol yakult.
  • 2 butir ragi tape.
  • 1 liter molasses/ tetes tebu. Jika tidak ada bisa menggunakan gula merah sebagai pengganti.
  • 1 butir air kelapa murni dari jenis kelapa yang sudah tua.
  • 0,5 kg dedak halus.
Setelah semua bahan di atas siap, langkah selanjutnya adalah mengolah semua bahan tersebut dengan cara :
  • Memasukkan 18 air bersih tersebut pada wadah bersih
  • 2 butir rage tapi yang sudah disiapkan ditumbuk hingga halus
  • Tuang 4 botol yakult, ragi tepe yang sudah dihaluskan, 1 liter molasses/ tetes tebu/gula merah, air kelapa murni dan dedak halus ke dalam wadah yang sudah berisi air bersih, aduk hingga semua bahan tercampur rata.
  • Tutup wadah tersebut dengan rapat selama 6-7 hari agar terjadi proses fermentasi yang sempurna. Apabila proses fermentasi berhasil, air akan berubah menjadi warna coklat dan berbau alkohol.
         Setelah selesai melakukan fermentasi, kolam ikan diberi tetesan fermentasi tersebut dengan takaran 100 ml /m3 kolam atau setara dengan setengah botol air mineral ukuran kecil. Jangka waktu pemberian tetesan fermentasi tersebut adalah setiap 24 jam hingga masa panen tiba. Untuk menghindari sisa kotoran ikan yang tidak diurai oleh bakteri Lactobacillus dan Saccharomyces di dalam kolam, letakkan arang pada pinggir dinding-dinding kolam dengan takaran 1 kg /m3 yang berfungsi untuk menyerap sisa kotoran tersebut.
        Tertarik dengan budidaya ikan lele menggunakan metode Red Water System ( RWS ) ? KTG sebagai produsen Geomembrane juga menyediakan kolam bundar dengan berbagai macam spesifikasi yang bisa di atur sesuai kebutuhan dan luas lahan yang tersedia. Dengan menggabungkan metode RWS dan penggunaan Geomembrane, maka hasil produksi ikan akan semakin bertambah dan perawatan kolam akan sangat mudah dan awet karena Geomembrane dapat digunakan hingga 10 tahun pemakaian.

2. GWS ( GREEN WATER SYSTEM )

            Green Water System (GWS) adalah metode budidaya ikan dengan teknologi air hijau yang berguna untuk menjaga kestabilan lingkungan budidaya ikan. Cara ini dilakukan dengan tetap mempertahankan dominasi mikro-alga dan menambahkan aplikasi pupuk organik . Pada metode Green Water System (GWS), komponen terpenting dalam proses pembuatannya adalah mikro-alga murni. Ada beberapa spesien mikro-alga yang biasa dan dapat dimanfaatkan untuk pembuatan GWS, diantaranya Scenedesmus sp. dan Botryococcus sp dan Spirulina sp yang terkenal paling kuat kemampuannya mencerahkan warna ikan.
            Menerapkan metode Green Water System (GWS) sangatlah mudah, Dengan menggunakan perbandingan 1/3 bibit mikro-alga murni dan 2/3 media air tawar, serta penambahan pupuk khusus modifikasi TSP ZA dan UREA yang dibuat dalam bentuk konsentrat dan menggunakan bantuan aerasi dari pompa venturi, maka mikro-alga yang diinginkan sudah bisa dikultur dengan baik.Proses fotosintesis merupakan prinsip dasar dari pertumbuhan mikro-alga tersebut dalam air dengan memanfaatkan nutrisi dalam pupuk, kotoran ikan serta sinar matahari.
            Penggunaan mikro-alga dalam metode Green Water System (GWS) dapat menghemat penggunaan filter pada kolam budidaya karena segala jenis kotoran ikan akan diserap secara menyeluruh oleh mikro-alga dan dimanfaatkan untuk pertumbuhannya. Dengan tumbuhnya mikro-alga tersebut, maka kadar ammonia dan karbon dioksida dalam air dapat ditekan dan kadar oksigen akan meningkat akibat proses fotosintesis mikro-alga.
            Adapun langkah yang dapat dilakukan untuk membuat dan mengaplikasikan Green Water System (GWS) pada kolam agar air di dalamnya cepat berwarna hijau, yaitu:
  • Isi kolam yang akan dijadikan tempat pembudidayaan dengan air bersih yang tidak tercemar kadar besi (Fe) dan mangan (Mn) setinggi 30-40 cm.
  • Apabila menggunakan air dari sumber mata air atau sumur, gunakan 8 gram/m3 pupuk urea dan 200 gram/m3 kapur Dolomit untuk memancing kehadiran mikro-alga. Kedua bahan tersebut ditebar pada pagi hari setelah matahari mulai terbit secara merata pada permukaan kolam budidaya.
  • Tebarkan secara merata probiotik pada permukaan air kolam sebanyak 10 ml/m3 air.
  • Memberikan kapur Dolomit pada kolam hingga air kolam berwarna hijau cerah selama 3-5 hari berturut-turut.
  • Jika air dalam kolam sudah berwarna hijau, maka kolam sudah siap untuk dijadikan tempat budidaya dan siap untuk ditebar benih, perlu perawatan tiap hari agar air pada kolam stabil berwarna hijau.
            Kekurangan dari metode Green Water System (GWS) ini ada pada saat malam hari karena mikro-alga akan melepaskan CO2 sehingga kadar oksigen dalam kolam budidaya akan berkurang. Untuk mengatasi masalah tersebut, selain dengan cara membatasi jumlah ikan pada kolam agar tidak terlalu padat dan saling berebut oksigen pada malam hari, penggunaan pompa venturi akan sangat membantu melarutkan oksigen dalam kolam air.
3. SYSTEM BOOSTER 

Pembudidaya lele sangat menginginkan usaha budidayanya berjalan dengan lancar sehingga keuntungan yang didapatkan akan lebih maksimal. Ikan lele juga merupakan jenis ikan yang sangat mudah dibudidayakan, sehingga banyak sekali orang yang berminat membudidayakannya.
Ada beberapa cara budidaya lele yang dapat dilakukan, salah satunya adalah budidaya sistem boster. Lantas, apakah budidaya sistem boster itu? Budidaya sistem boster ialah budidaya yang memungkinkan anda untuk beternak ikan lele dengan cara mendesain konstruksi kolam dengan menggunakan sistem central drain, dimana bahan organik nantinya akan berkumpul di tengah sehingga anda akan dapat dengan mudah membuang kotoran yang ada di air sehingga kolam lebih hemat air.
Luas kolam juga harus disesuaikan dengan luas lahan yang dimiliki. Biasanya, hanya dengan ukuran 2,5 x 3 meter, anda dapat menampung 200 hingga 300 ikan lele. Apabila anda tertarik untuk mencoba budidaya menggunakan sistem boster, maka anda dapat menyimak beberapa cara di bawah ini.
1. Siapkan Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang dibutuhkan mencakup lahan beserta komponen-komponen yang diperlukan untuk membuat media pemeliharaan terlihat seperti habitat asli ikan lele.
  • Buatlah kolam terpal berbentuk bulat atau persegi sesuai kebutuhan dengan desain central drain agar bahan organik nantinya dapat mengumpul di tengah kolam sehingga anda akan lebih mudah membuangnya tanpa perlu mengeluarkan air yang ada di kolam.
  • Isi kolam dengan air setinggi 60 cm atau dapat juga disesuaikan dengan kolam yang anda buat.
  • Lakukan sterilisasi air menggunakan larutan boster blue chopper sesuai aturan yang disediakan. Hal ini dilakukan untuk membunuh bakteri pembawa penyakit yang ada di kolam.
2. Menyiapkan Bibit Berkualitas
Untuk mendapatkan bibit yang berkualitas, anda sebaiknya membelinya di toko yang sudah terpercaya yang telah memiliki izin khusus. Dengan menggunakan bibit berkualitas, maka usaha budidaya akan memiliki peluang besar untuk memberikan panen yang maksimal.
3 Mulai Penyebaran Bibit
Penebaran bibit dilakukan jika air kolam sudah berwarna hijau kecoklatan, hal tersebut menandakan bahwa plankton sudah tumbuh di kolam. Selanjutnya, biarkan ikan beradaptasi pada kondisi kolam sampai ikan benar-benar terlihat nyaman dan aktif bergerak. Jika ikan dirasa sudah mulai membiasakan diri, maka anda dapat memberikan pakan utama sedikit demi sedikit.
4. Perawatan
Tahap perawatan meliputi manajemen pakan, pergantian air serta memantau kesehatan ikan lele yang dibudidayakan. Pakan yang diberikan sebaiknya tidak berlebihan dan pastikan bahwa seluruh ikan mendapatkan porsi makan yang sama yang ditandai dengan berhentinya ikan mencari makan.
Pada awal penebaran, pembuangan kotoran melalui central drain ini dilakukan 5 hari setelah bibit ditebar di kolam. Namun, apabila ikan sudah memasuki usia dewasa, maka anda harus melakukan pembuangan kotoran sekitar 5 kali dalam sehari demi menjaga kebersihan air.
Selain itu, pantau juga keseimbangan asam pada air kolam, karena jika terjadi fluktuasi maka hal itu dapat meningkatkan risiko stres pada ikan.
5. Masa Panen
Masa panen lele relatif dengan perawatan yang anda lakukan, jika anda melakukannya dengan benar maka pertumbuhan lele tidak akan terganggu dan panen dapat dilakukan dengan tepat waktu. Biasanya, ikan lele dapat dipanen setelah memasuki usia 2 bulan setelah penebaran bibit.

4. SYSTEM BIOFLOK


Siapa yang tidak kenal dengan ikan lele? Jenis ikan konsumsi yang satu ini memang sangat akrab dengan lidah orang Indonesia. Karena itu, kita akan cukup mudah menemukannya di rumah-rumah makan terdekat. Jadi, sudah sewajarnya permintaan akan ikan lele semakin meningkat, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Namun, peningkatan permintaan tidak sebanding dengan penambahan peternak, sehingga terjadinya kekurangan produksi. Tentu saja, hal ini adalah peluang bisnis yang menjanjikan buat kamu.
Dalam memulai bisnis ternak lele, kamu harus tahu cara yang akan kamu terapkan. Cara yang pertama adalah cara konvensional atau sering juga disebut dengan beternak lele secara tradisional. Keuntungan cara tersebut adalah tidak membutuhkan modal yang cukup besar namun harus memiliki lahan yang luas dengan hasil panen yang normal.
     Cara yang kedua adalah menggunakan Sistem Bioflok yang membutuhkan modal sedikit lebih banyak dibandingkan dengan cara konvensional tetapi bisa diterapkan di lahan yang tidak terlalu luas dengan hasil panen yang lebih banyak dibandingkan dengan cara konvensional.
     Pada artikel kali ini, kita akan berfokus pada cara yang kedua, yaitu sistem Bioflok. Prinsip dasar dari sistem Bioflok adalah memanfaatkan aktivitas mikroorganisme/bakteri pembentuk gumpalan/flok yang bisa menghasilkan pakan untuk ternak lele itu sendiri. Cara ini akan menghemat biaya sekaligus menambah konsumsi pakan lele. Lalu, bagaimana cara beternak lele dengan sistem Bioflok? Simak uraian berikut ini.

Kolam

      Ternak lele, dengan sistem Bioflok, pada umumnya menggunakan kolam berbentuk bulat yang terbuat dari terpal. Jenis kolam tersebut dinilai lebih praktis dan dapat menghemat tempat. Kolam dengan ukuran diameter 3 meter mampu menampung hingga 3 ribu ekor lele.
      Pada dasar kolam, dipasang pipa yang akan berfungsi sebagai jalan keluar kotoran lele yang mengendap di dasar kolam. Proses pembuangan kotoran lele harus diikuti dengan penambahan air, sehingga kolam tidak akan mengering. Kotoran yang dikeluarkan tersebut dapat digunakan sebagai pupuk organik dan sumber pakan bagi lele tersebut.

Air

     Ketinggian air yang ideal adalah 80-100 cm dan pada hari kedua setelah diisi air, maka perlu memasukkan probiotik 5 ml/m3. Pada hari ketiga, masukkan prebiotik molase 250 ml/m3 dan pada malam harinya, taburkan dolomite 150-200 gram/m3.
  • Probiotik adalah jenis bakteri yang bersifat baik yang akan berfungsi sebagai bahan pakan lele
  • Prebiotik adalah makanan untuk Probiotik

Benih Ikan Lele

     Setelah air dan campuran yang disebutkan sebelumnya selesai dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah menunggu selama 7-10 hari sebelum menaburkan benih ikan lele. Pastikan kamu sudah menyiapkan benih ikan lele yang unggul. Setelah penebaran selesai, tambahkan prebiotik 5 ml/m3 keesokan harinya.

Perawatan

    Sebelum lele mencapai panjang 12 cm, maka kamu perlu memasukkan probiotik sebanyak 5 ml/m3, ragi tempe 1 sdm/m3, ragi tape 2 butir/m3, dan air dolomite 200-300  gram/m3 setiap 10 harinya.
   Setelah lele melebih panjang tersebut, maka dalam periode yang sama, kamu perlu memasukkan probiotik sebanyak 5 ml/m3, ragi tempe 3 sdm/m3, ragi tape 6-8 butir/m3, dan air dolomite 200-300 gr/m3. Ragi tempe dan tape yang dimasukkan ke dalam kolam perlu dilarutkan terlebih dahulu di dalam air.

Pemberian Pakan

     Pemberian pakan yang kurang akan mengakibatkan lele menjadi kanibal karena kelaparan. Oleh karena itu, perlu memilih pakan yang berkualitas dan sesuai dengan porsi berat lele. Pakan juga perlu dicampur probiotik dan kurangi dosis pakan jika sudah terbentuk flok/gumpalan.
Nah, itulah 5 hal yang perlu diperhatikan ketika ingin membudidayakan ikan lele dengan sistem bioflok. Dengan mengikuti prosedur yang benar, tentunya peternak ikan lele dapat menghasilkan keuntungan yang lebih banyak dan tidak terjadi gagal panen.




Sunday, August 30, 2020

5 Jenis Lele Yang Sering Dikonsumsi dan Dibudidaya

    

     
    Saat melihat ikan secara sekilas, semua tampak sama, tapi begitu melihat ikan lele, kita tak akan tertukar dengan ikan lain. Kita akan bisa langsung mengenali ikan lele. Terbungkus kulit bukannya sisik dan sungut peraba yang berada di dekat mulut mereka, semua perangkat itu membuat hewan air ini mudah dikenali. Ikan ini menjadi salah satu makan favorit di Indonesia.

   Ikan lele merupakan salah satu ikan yang termasuk dalam ordo Siluriformes. Lele memiliki hubungan dengan carp, characins, dan minnows (ordo Cypriniformes). Di Indonesia, lele dikenal dengan beragam nama, seperti ikan kalang di Sumatra Barat, ikan lindi atau lele di Jawa Tengah. Ikan lele juga memiliki banyak spesies. Nah, kita akan membahas beberapa dari spesies tersebut. Simak ya!

1. Lele Lokal


    Lele lokal adalah jenis ikan lele yang paling banyak dikenal oleh masyarakat di Indonesia. Para petani di Indonesia sudah membudayakan jenis ikan lele ini sebelum kedatangan jenis lain, contohnya lele dumbo. Karena dianggap tidak begitu memberikan banyak keuntungan, lele lokal sekarang semakin kurang diminati oleh para peternak.

   Tingkat pakan yang dicerna atau dikenal juga dengan Food Convertion Rasio atau FCR dari ikan lokal ternyata sangat tinggi. Sayangnya, tingkat pertumbuhan lele ini sangat lambat. Tak pelak ini menjadi sangat merugikan bagi para peternak. Ukuran lele lokal yang dengan umur satu tahun besarnya masih kalah dengan ukuran lele dumbo yang baru berumur dua tahun.

   Di Indonesia, lele lokal dibagi jadi tiga jenis, yaitu lele putih, lele hitam, dan lele merah. Untuk lele putih dan merah umumnya tidak dikonsumsi tapi dijadikan sebagai ikan hias. Jenis lele yang dibudidayakan dan dikonsumsi adalah lele hitam.
Senjata ikan lele lokal adalah patil yang beracun dan berbahaya. Orang yang kena patil lele, bagian tubuh itu akan bengkak. Pada hewan lain, patil akan membunuh.

2. Lele Dumbo


   Jenis lele ini bukan merupakan lele asli dari Indonesia. Pertama kali datang pada tahun 1985, ikan lele ini dibawa dari Taiwan. Segera setelah kemunculannya, lele dumbo menjadi favorit di kalangan para peternak karena lele ini bisa tumbuh lebih cepat dan badannya besar alias bongsor. Habitat asli lele ini di perairan Kenya, Afrika.

  Beberapa mengatakan bahwa lele dumbo merupakan hasi persilangan antara ikan lele yang berasal dari Taiwan, yaitu Clarias Fuscus, dengan jenis lele yang berasal dari Afrika, yaitu Clarius Mosambicus. Lele ini bisa dikenali dari ciri fisiknya yang memiliki kulit dengan warna hitam kehijauan. Dibandingkan lele lokal, patil ikan lele dumbo tak sebegitu berbahaya.

  Kulit lele dumbo bisa berubah jadi bercak-bercak putih atau hitam saat lele mengalami stres. Warna ini akan berubah ke warna aslinya saat stres hilang. Karena lele dumbo tak biasa membuat lubang, maka lele ini akan lebih baik dibudidayakan di kolam tanah. Meskipun ukuran lele dumbo lebih besar dibandingkan lele lokal, tapi rasa lele lokal jauh lebih enak.

3. Lele Sangkuriang


   Namanya mirip dengan salah satu legenda dari Jawa Barat, jenis lele ini merupakan hasil dari persilangan antara lele dumbo jantan f6 dan lele betina dumbo F2. Perkawinan silang ini menghasilkan sifat-sifat unggul bagi lele Sangkuriang, di antaranya memiliki kemampuan bertelur yang tinggi. Lele ini bisa bertelur sampai 40-60 butir tiap satu kali pemijahan.

   Kelebihan lain dari lele Sangkuriang adalah mereka tahan terhadap penyakit. Selain itu, lele ini juga bisa dipelihara di tempat dengan air yang minim. Kualitas daging lele Sangkuriang juga lebih baik. Fisiknya tak beda jauh dari lele dumbo.

   Perbedaannya terletak pada mulutnya yang berbentuk lebih lonjong, ukuran matannya yang lebih kecil, badannya yang memiliki bentuk lebih bulat, serta warna abu-abunya. Lele Sangkuriang juga menghasilkan telur yang lebih banyak serta daya tetasnya yang tinggi. Sementara untuk ukuran benih cukup merata.

   Tubuhnya memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan ikan lele phyton atau lele dumbo. Sayangnya, lele ini tak bisa dibenihkan dari indukannya karena akan terjadi penurunan pada kualitasnya.

4. Lele Mutiara


   Seiring dengan berkurangnya minat terhadap lele dumbo yang selama beberapa waktu menjadi favorit masyarakat, para peneliti pun melakukan penelitian juga persilangan lele supaya menghasilkan lele jenis baru yang jauh lebih unggul.

   Hasil dari penelitian dan persilangan itu adalah lele mutiara. Lele ini merupakan hasil persilangan gabungan antara starin lele Mesir, dumbo, Sangkuriang dan phyton.

   Daya tahan tubuh dari ikan lele mutiara relatif lebih tinggi. Selain itu, masa pemeliharaannya lebih singkat. Waktu panen lele mutiara dapat dilakukan selama 40-50 hari. Karena tingkat pertumbuhannya yang tinggi, lele mutiara semakin banyak dibudidayakan.

5. Lele Limbat


   Nama latin dari lele limbat adalah Clarias Nieuhofii. Ikan lele ini merupakan lele liar yang tersebar luas di Asia Tenggara. Habitat lele ini adalah sungai kecil dan rawa. Meski jarang dikembangbiakkan, lele ini sering dijadikan sebagai santapan. Cara menangkapnya dilakukan secara tradisional di habitatnya.

   Lele ini mempunyai ciri fisik berupa ukuran tubuh yang panjang juga warna kulitnya yang abu-abu atau kekuningan. Warna bagian atas dari tubuhnya berwarna gelap kehitaman. Sementara bagian bawah kepala serta tubuhnya berwarna agak putih. Di bagian punggung ada deretan bintik-bintik yang berbentuk vertikal berwarna kekuningan atau agak putih.

5 Pakan Alternatif Alami Pada Ikan Lele


   Pemberian pakan pada ikan lele sangat mempengaruhi keberhasilan peternak. Memilih jenis pakan harus tepat, sesuai kebutuhan. Berbagai merek pakan yang dijual di pasaran tidak menjamin kualitasnya selalu bagus.

Di alam liar, lele ini termasuk omnivora, alias pemakan segala. Dia bisa makan hewan lain seperti ikan kecil, atau ganggang dan lumut. Di kolam budidaya, pakan lele dikhususkan agar perkembangannya bagus dan fhemat pakan.

Waktu pemberian pakan juga harus diperhatikan. Telat memberi pakan maka lele akan memakan sesama lele.

Kenapa sih harus memberikan pakan Alternatif Alami? Tujuannya supaya kamu lebih berhemat dalam mengeluarkan biaya pakan. Pasalnya, pakan tambahan tidak harus membeli di toko pakan. Kamu bisa mendapatkannya dari lingkungan sekitar.

1. Belatung alias Magot

   Ya, hewan kecil bernama belatung ternyata      memiliki kandungan protein yang tinggi sehingga bagus dikonsumsi ikan lele.

Asal belatung dari hewan lalat. Paling bagus dijadikan pakan adalah belatung yang diproduksi lalat black soldier fly. Kandungan protein lalat ini mencapai 40% sesuai dengan hasil penelitian BBPBAT.

Cara membuat magot untuk pakan lele :


  1. Menyiapkan beberapa peralatan berupa : ember, daun pisang, ampas tahu, sisa ikan asin dan sedikit kotoran ayam.
  2. Mencampurkan semua bahan tersebut dalam ember berisi air bersih dan aduk-aduk sampai rata.
  3. Tutuplah memakai daun pisang kering agar lalat mau bertelur di ember.
  4. Kemudian, simpan ember tersebut di dalam tempat yang aman dari hujan dan panas. Biarkan sampai 3 minggu. Nanti setelah 3 minggu, kamu akan melihat adanya belatung dalam ember.
  5. berikan pakan sebelum umur magot 37 hari sejak lalat bertelur
Untuk mendapatkan 60 kg belatung, kamu membutuhkan bahan baku sekitar 100 kg. Namun, jangan terlalu lama menyimpan belatung agar tidak menjadi lalat.

2. Fermentasi Ampas Tahu


    Ampas tahu memang terkenal sebagai pakan ternak, misalnya saja pakan sapi. Ternyata kandungan protein yang tinggi pada ampas tahu membuat limbah ini laris manis. Lele pun cocok diberi pakan ampas ini.

Ampas tahu bentuknya encer. Agar bisa diberikan pada lele maka harus difermentasikan bersama dedak.


Cara membuat fermentasi ampas tahu  untuk pakan lele adalah sebagai berikut :



  1. Mempersiapkan peralatan :
    a. Wadah, bisa berupa drum, ember, atau kantong plastik
    b. selang udara
    c. Gelas aqua plastik
  2. Memersiapkan bahan baku :
    ampas  tahu 5 kg, dedak halus 5 kg, tetes tebu / molase 1 kg, tepung ikan 1 kg, probiotik EM4 perikanan 200ml, ragi tempe  2 sendok makan
  3. Campur semua bahan lalu masukkan ke wadah yang diberi lubang udara berupa selang. Ujung selang ditutup dengan gelas aqua plastik. Jangan ditutup terlalu rapat agar oksigen bisa keluar masuk
  4. biarkan selama 5 hari
Setelah 5 hari, fermentasi amas tahu bisa diberikan ke lele dengan cara berikut ini

  • Bisa diberikan secara langsung kepada ikan lele dengn cara dikepal kepal
  • Jangan diberikan bersama pelet
  • Sebaiknay diberikan kepada lele dengan umur 1 bulan dari bibit 5-7 cm atau 7 -9 cm
Kandungan protein pada ampas tahu sangat bagus untuk penggemukan ikan

3. Ikan Rucah, Misalnya Ikan Petek




     Ikan rucah juga bisa kamu berikan pada ikan lele. Ikan Rucah merupakan ikan afkir yang berukuran kecil dan tidak bisa dikonsumsi manusia

Biasanya harga ikan rucah terbilang murah. Dalam Pemberiannya, cukup dicincang dan langsung diberikan pada ikan lele, asalkan tidak ada durinya 


  

4. Keong Mas (Bekicot)


    Pakan tambahan berupa keong emas atau bekicot tidak kalah kualitasnya. Daging keong emas bisa digunakan sebagai pakan ikan lele. Anda dapat menemukan keong emas di kawasan persawahan.


Keong emas ini mengandung protein yang cukup tinggi. Namun, untuk dapat diberikan pada ikan lele, keong emas harus diolah terlebih dahulu.
Caranya, pisahkan daging dengan cangkang keong emas, kemudian cincang dagingnya. Selanjutnya, rebus daging keong emas.
Setelah direbus dan didinginkan sejenak, langsung berikan pada ikan lele.
Upayakan jumlah dan waktu pemberiannya tepat karena jika terlambat atau kurang, ikan lele akan memakan sesamanya. Akibatnya, jumlah panenan ikan lele akan berkurang.

5. Plankton dari Pupuk Kandang



Kolam ikan lele warnanya keruh. Warna keruh bukan berarti buruk. Di Awal persiapan malah harus dibuat supaya air berwarna hijau, caranya dengan diberi pupuk kandang.
Pupuk kandang akan merubah air kolam yang jernih menjadi hijau kaena dipenuhi plankton. Plankton adalah makhluk kecil yang bagus untuk menjadi pakan bibit lele.
cara pemberiannya:
  1. Masukkan pupuk kandang ke dalam karung lalu ikat.
  2. Masukkan karung bersi pupuk kandang tadi ke dalam kolam lalu ikat dengan pinggiran kolam agar gampang saat mengambilnya
  3. Seminggu kemudian, air kolam menjadi hijau dan siap diberi bibit ikan ikan lele
  4. dibutuhkan 1,5 kg – 3 kg pupuk untuk 1 meter persegi kolam.
Pupuk kandang bisa juga diganti dengan pupuk buatan. Sudah banyak yang menjual pupuk kolam ikan lele. Cara peemakaiannya sama dengan pupuk kandang.



Thursday, August 27, 2020

   Pemberian pakan pada ikan lele sangat mempengaruhi keberhasilan peternak. Memilih jenis pakan harus tepat, sesuai kebutuhan. Berbagai merek pakan yang dijual di pasaran tidak menjamin kualitasnya selalu bagus.
Di alam liar, lele ini termasuk omnivora, alias pemakan segala. Dia bisa makan hewan lain seperti ikan kecil, atau ganggang dan lumut. Di kolam budidaya, pakan lele dikhususkan agar perkembangannya bagus dan fhemat pakan.
Waktu pemberian pakan juga harus diperhatikan. Telat memberi pakan maka lele akan memakan sesama lele.
Kenapa sih harus memberikan pakan Alternatif Alami? Tujuannya supaya kamu lebih berhemat dalam mengeluarkan biaya pakan. Pasalnya, pakan tambahan tidak harus membeli di toko pakan. Kamu bisa mendapatkannya dari lingkungan sekitar.

1. Belatung alias Magot


     Ya, hewan kecil bernama belatung ternyata      memiliki kandungan protein yang tinggi sehingga bagus dikonsumsi ikan lele.
Asal belatung dari hewan lalat. Paling bagus dijadikan pakan adalah belatung yang diproduksi lalat black soldier fly. Kandungan protein lalat ini mencapai 40% sesuai dengan hasil penelitian BBPBAT.
Cara membuat magot untuk pakan lele
  1. Menyiapkan beberapa peralatan berupa : ember, daun pisang, ampas tahu, sisa ikan asin dan sedikit kotoran ayam.
  2. Mencampurkan semua bahan tersebut dalam ember berisi air bersih dan aduk-aduk sampai rata.
  3. Tutuplah memakai daun pisang kering agar lalat mau bertelur di ember.
  4. Kemudian, simpan ember tersebut di dalam tempat yang aman dari hujan dan panas. Biarkan sampai 3 minggu. Nanti setelah 3 minggu, kamu akan melihat adanya belatung dalam ember.
  5. berikan pakan sebelum umur magot 37 hari sejak lalat bertelur
Untuk mendapatkan 60 kg belatung, kamu membutuhkan bahan baku sekitar 100 kg. Namun, jangan terlalu lama menyimpan belatung agar tidak menjadi lalat.

2. Fermentasi Ampas Tahu

     Ampas tahu memang terkenal sebagai pakan ternak, misalnya saja pakan sapi. Ternyata kandungan protein yang tinggi pada ampas tahu membuat limbah ini laris manis. Lele pun cocok diberi pakan ampas ini.
Ampas tahu bentuknya encer. Agar bisa diberikan pada lele maka harus difermentasikan bersama dedak.
Cara membuat fermentasi ampas tahu  untuk pakan lele adalah sebagai berikut :
  1. Mempersiapkan peralatan :
    a. Wadah, bisa berupa drum, ember, atau kantong plastik
    b. selang udara
    c. Gelas aqua plastik
  2. Memersiapkan bahan baku :
    ampas  tahu 5 kg, dedak halus 5 kg, tetes tebu / molase 1 kg, tepung ikan 1 kg, probiotik EM4 perikanan 200ml, ragi tempe  2 sendok makan
  3. Campur semua bahan lalu masukkan ke wadah yang diberi lubang udara berupa selang. Ujung selang ditutup dengan gelas aqua plastik. Jangan ditutup terlalu rapat agar oksigen bisa keluar masuk
  4. biarkan selama 5 hari
Setelah 5 hari, fermentasi amas tahu bisa diberikan ke lele dengan cara berikut ini
  • Bisa diberikan secara langsung kepada ikan lele dengn cara dikepal kepal
  • Jangan diberikan bersama pelet
  • Sebaiknay diberikan kepada lele dengan umur 1 bulan dari bibit 5-7 cm atau 7 -9 cm
Kandungan protein pada ampas tahu sangat bagus untuk penggemukan ikan

3. Ikan Rucah, misalnya ikan  petek


     Ikan rucah juga bisa kamu berikan pada ikan lele. Ikan rucah merupakan ikan afkir yang berukuran kecil dan tidak bisa dikonsumsi manusia.
Biasanya harga ikan rucah terbilang murah. Dalam pemberiannya, cukup dicincang dan langsung diberikan pada ikan lele, asalkan tidak ada durinya.


4. Tepung Ikan

  Masih tentang ikan.
Di pasaran biasanya ada yang menjual duri dan kepala ikan petek dengan harga murah. Jika seperti ini maka duri dan kepala taadi harus digiling halus. dibuat menjadi tepung.
Tepung td bisa diberikan langsung pada ikan lele. Bisa juga diberi air lalu dikepal kepal.
Duri dan kepala ikan ini sangat murah dan bergizi tinggi. Sangat bagus untuk lele. Anda bisa memperolehnya di pasar atau TPI.