Budidaya ikan lele merupakan salah satu budidaya di bidang perikanan yang terus berkembang. Ini dikarenakan teknologi budidaya lele yang realtif mudah di kuasai masyarakat . ada beberapa sistem yang terus berkembang untuk budidaya ikan lele .
1. RWS ( RED WATER SYSTEM )
Dari sekian banyak metode pembudidayaan ikan lele, Red Water System ( RWS ) menjadi salah satu yang banyak diminati oleh para pembudidaya ikan khususnya ikan lele. Karena selain mudah, ikan lele yang di budidaya bisa lebih sehat dan berkualitas saat panen tiba. Pada budidaya ikan lele dengan menggunakan RWS, bakteri Lactobacillus dan Saccharomyces menjadi pemeran utama dalam proses pembesaran benih ikan lele tanpa perlu untuk menguras / mengganti air dalam kolam hingga panen.
Proses pertumbuhan bakteri Lactobacillus dan Saccharomyces tersebut tidak hanya dari pemberian bahan-bahan eksternal pemicu tumbuhnya bakteri tersebut, tetapi juga memanfaatkan endapan sisa pangan dan kotoran ikan lele. Endapan sisa pangan dan kotoran yang biasanya menjadi momok bagi pembudidaya karena menjadi sumber penyakit pada ikan lele, pada motode RWS akan dimanfaatkan sebagai pakan utama untuk kedua bakteri tersebut, sehingga endapan tersebut akan terurai dan menjadi zat yang tidak berbahaya untuk ikan lele.
Metode RWS ini sangat banyak diminati karena proses perawatan yang minim dan tidak perlu menggunakan banyak air sehingga sangat cocok untuk orang yang berbudidaya ikan lele sebagai pekerjaan sampingan. Selain itu, penggunaan metode RWS dapat menjaga kualitas air tetap baik karena tidak adanya campuran dari endapan sisa pangan atau kotoran ikan. Selain itu, metode RWS juga dapat meningkatkan kuantitas ikan lele dengan tebar benih padat hingga 300 ekor/m3 tanpa Aerator dan 500 ekor/m3 dengan Aerator.
Untuk membuat kolam dengan metode RWS, diperlukan bahan-bahan yang menjadi pemicu tumbuhnya bakteri Lactobacillus dan Saccharomyces , yaitu :
- 18 liter air bersih.
- 4 botol yakult.
- 2 butir ragi tape.
- 1 liter molasses/ tetes tebu. Jika tidak ada bisa menggunakan gula merah sebagai pengganti.
- 1 butir air kelapa murni dari jenis kelapa yang sudah tua.
- 0,5 kg dedak halus.
Setelah semua bahan di atas siap, langkah selanjutnya adalah mengolah semua bahan tersebut dengan cara :
- Memasukkan 18 air bersih tersebut pada wadah bersih
- 2 butir rage tapi yang sudah disiapkan ditumbuk hingga halus
- Tuang 4 botol yakult, ragi tepe yang sudah dihaluskan, 1 liter molasses/ tetes tebu/gula merah, air kelapa murni dan dedak halus ke dalam wadah yang sudah berisi air bersih, aduk hingga semua bahan tercampur rata.
- Tutup wadah tersebut dengan rapat selama 6-7 hari agar terjadi proses fermentasi yang sempurna. Apabila proses fermentasi berhasil, air akan berubah menjadi warna coklat dan berbau alkohol.
Setelah selesai melakukan fermentasi, kolam ikan diberi tetesan fermentasi tersebut dengan takaran 100 ml /m3 kolam atau setara dengan setengah botol air mineral ukuran kecil. Jangka waktu pemberian tetesan fermentasi tersebut adalah setiap 24 jam hingga masa panen tiba. Untuk menghindari sisa kotoran ikan yang tidak diurai oleh bakteri Lactobacillus dan Saccharomyces di dalam kolam, letakkan arang pada pinggir dinding-dinding kolam dengan takaran 1 kg /m3 yang berfungsi untuk menyerap sisa kotoran tersebut.
Tertarik dengan budidaya ikan lele menggunakan metode Red Water System ( RWS ) ? KTG sebagai produsen Geomembrane juga menyediakan kolam bundar dengan berbagai macam spesifikasi yang bisa di atur sesuai kebutuhan dan luas lahan yang tersedia. Dengan menggabungkan metode RWS dan penggunaan Geomembrane, maka hasil produksi ikan akan semakin bertambah dan perawatan kolam akan sangat mudah dan awet karena Geomembrane dapat digunakan hingga 10 tahun pemakaian.
2. GWS ( GREEN WATER SYSTEM )
Green Water System (GWS) adalah metode budidaya ikan dengan teknologi air hijau yang berguna untuk menjaga kestabilan lingkungan budidaya ikan. Cara ini dilakukan dengan tetap mempertahankan dominasi mikro-alga dan menambahkan aplikasi pupuk organik . Pada metode Green Water System (GWS), komponen terpenting dalam proses pembuatannya adalah mikro-alga murni. Ada beberapa spesien mikro-alga yang biasa dan dapat dimanfaatkan untuk pembuatan GWS, diantaranya Scenedesmus sp. dan Botryococcus sp dan Spirulina sp yang terkenal paling kuat kemampuannya mencerahkan warna ikan.
Menerapkan metode Green Water System (GWS) sangatlah mudah, Dengan menggunakan perbandingan 1/3 bibit mikro-alga murni dan 2/3 media air tawar, serta penambahan pupuk khusus modifikasi TSP ZA dan UREA yang dibuat dalam bentuk konsentrat dan menggunakan bantuan aerasi dari pompa venturi, maka mikro-alga yang diinginkan sudah bisa dikultur dengan baik.Proses fotosintesis merupakan prinsip dasar dari pertumbuhan mikro-alga tersebut dalam air dengan memanfaatkan nutrisi dalam pupuk, kotoran ikan serta sinar matahari.
Penggunaan mikro-alga dalam metode Green Water System (GWS) dapat menghemat penggunaan filter pada kolam budidaya karena segala jenis kotoran ikan akan diserap secara menyeluruh oleh mikro-alga dan dimanfaatkan untuk pertumbuhannya. Dengan tumbuhnya mikro-alga tersebut, maka kadar ammonia dan karbon dioksida dalam air dapat ditekan dan kadar oksigen akan meningkat akibat proses fotosintesis mikro-alga.
Adapun langkah yang dapat dilakukan untuk membuat dan mengaplikasikan Green Water System (GWS) pada kolam agar air di dalamnya cepat berwarna hijau, yaitu:
- Isi kolam yang akan dijadikan tempat pembudidayaan dengan air bersih yang tidak tercemar kadar besi (Fe) dan mangan (Mn) setinggi 30-40 cm.
- Apabila menggunakan air dari sumber mata air atau sumur, gunakan 8 gram/m3 pupuk urea dan 200 gram/m3 kapur Dolomit untuk memancing kehadiran mikro-alga. Kedua bahan tersebut ditebar pada pagi hari setelah matahari mulai terbit secara merata pada permukaan kolam budidaya.
- Tebarkan secara merata probiotik pada permukaan air kolam sebanyak 10 ml/m3 air.
- Memberikan kapur Dolomit pada kolam hingga air kolam berwarna hijau cerah selama 3-5 hari berturut-turut.
- Jika air dalam kolam sudah berwarna hijau, maka kolam sudah siap untuk dijadikan tempat budidaya dan siap untuk ditebar benih, perlu perawatan tiap hari agar air pada kolam stabil berwarna hijau.
Kekurangan dari metode Green Water System (GWS) ini ada pada saat malam hari karena mikro-alga akan melepaskan CO2 sehingga kadar oksigen dalam kolam budidaya akan berkurang. Untuk mengatasi masalah tersebut, selain dengan cara membatasi jumlah ikan pada kolam agar tidak terlalu padat dan saling berebut oksigen pada malam hari, penggunaan pompa venturi akan sangat membantu melarutkan oksigen dalam kolam air.
3. SYSTEM BOOSTER
Pembudidaya lele sangat menginginkan usaha budidayanya berjalan dengan lancar sehingga keuntungan yang didapatkan akan lebih maksimal. Ikan lele juga merupakan jenis ikan yang sangat mudah dibudidayakan, sehingga banyak sekali orang yang berminat membudidayakannya.
Ada beberapa cara budidaya lele yang dapat dilakukan, salah satunya adalah budidaya sistem boster. Lantas, apakah budidaya sistem boster itu? Budidaya sistem boster ialah budidaya yang memungkinkan anda untuk beternak ikan lele dengan cara mendesain konstruksi kolam dengan menggunakan sistem central drain, dimana bahan organik nantinya akan berkumpul di tengah sehingga anda akan dapat dengan mudah membuang kotoran yang ada di air sehingga kolam lebih hemat air.
Luas kolam juga harus disesuaikan dengan luas lahan yang dimiliki. Biasanya, hanya dengan ukuran 2,5 x 3 meter, anda dapat menampung 200 hingga 300 ikan lele. Apabila anda tertarik untuk mencoba budidaya menggunakan sistem boster, maka anda dapat menyimak beberapa cara di bawah ini.
1. Siapkan Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang dibutuhkan mencakup lahan beserta komponen-komponen yang diperlukan untuk membuat media pemeliharaan terlihat seperti habitat asli ikan lele.
- Buatlah kolam terpal berbentuk bulat atau persegi sesuai kebutuhan dengan desain central drain agar bahan organik nantinya dapat mengumpul di tengah kolam sehingga anda akan lebih mudah membuangnya tanpa perlu mengeluarkan air yang ada di kolam.
- Isi kolam dengan air setinggi 60 cm atau dapat juga disesuaikan dengan kolam yang anda buat.
- Lakukan sterilisasi air menggunakan larutan boster blue chopper sesuai aturan yang disediakan. Hal ini dilakukan untuk membunuh bakteri pembawa penyakit yang ada di kolam.
2. Menyiapkan Bibit Berkualitas
Untuk mendapatkan bibit yang berkualitas, anda sebaiknya membelinya di toko yang sudah terpercaya yang telah memiliki izin khusus. Dengan menggunakan bibit berkualitas, maka usaha budidaya akan memiliki peluang besar untuk memberikan panen yang maksimal.
3 Mulai Penyebaran Bibit
Penebaran bibit dilakukan jika air kolam sudah berwarna hijau kecoklatan, hal tersebut menandakan bahwa plankton sudah tumbuh di kolam. Selanjutnya, biarkan ikan beradaptasi pada kondisi kolam sampai ikan benar-benar terlihat nyaman dan aktif bergerak. Jika ikan dirasa sudah mulai membiasakan diri, maka anda dapat memberikan pakan utama sedikit demi sedikit.
4. Perawatan
Tahap perawatan meliputi manajemen pakan, pergantian air serta memantau kesehatan ikan lele yang dibudidayakan. Pakan yang diberikan sebaiknya tidak berlebihan dan pastikan bahwa seluruh ikan mendapatkan porsi makan yang sama yang ditandai dengan berhentinya ikan mencari makan.
Pada awal penebaran, pembuangan kotoran melalui central drain ini dilakukan 5 hari setelah bibit ditebar di kolam. Namun, apabila ikan sudah memasuki usia dewasa, maka anda harus melakukan pembuangan kotoran sekitar 5 kali dalam sehari demi menjaga kebersihan air.
Selain itu, pantau juga keseimbangan asam pada air kolam, karena jika terjadi fluktuasi maka hal itu dapat meningkatkan risiko stres pada ikan.
5. Masa Panen
Masa panen lele relatif dengan perawatan yang anda lakukan, jika anda melakukannya dengan benar maka pertumbuhan lele tidak akan terganggu dan panen dapat dilakukan dengan tepat waktu. Biasanya, ikan lele dapat dipanen setelah memasuki usia 2 bulan setelah penebaran bibit.
4. SYSTEM BIOFLOK
Siapa yang tidak kenal dengan ikan lele? Jenis ikan konsumsi yang satu ini memang sangat akrab dengan lidah orang Indonesia. Karena itu, kita akan cukup mudah menemukannya di rumah-rumah makan terdekat. Jadi, sudah sewajarnya permintaan akan ikan lele semakin meningkat, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Namun, peningkatan permintaan tidak sebanding dengan penambahan peternak, sehingga terjadinya kekurangan produksi. Tentu saja, hal ini adalah peluang bisnis yang menjanjikan buat kamu.
Kolam
Air
- Probiotik adalah jenis bakteri yang bersifat baik yang akan berfungsi sebagai bahan pakan lele
- Prebiotik adalah makanan untuk Probiotik